Seorang sahabatku pernah megutip kata mutiara dari Chicken soup dan menuliskannya di buku diary ku, kira2 bunyinya seperti ini:
”sahabat adalah ketika kau datang dengan hati gundah gelisah, duduk di sampingnya tanpa berkata apa-apa, dan ketika kau pergi meninggalkannya kau merasa telah menumpahkan seluruh isi hatimu padanya dan pergi dengan bahagia.”
maksud dari quote itu adalah sahabat adalah orang yang bisa mengerti. Dia paham apa yang kita rasakan, dia tahu harus bersikap seperti apa, dimana dia harus menempatkan diri. Orang seperti itulah yang bisa membuat hati tenang, ialah teman sejati. Ketika datang padanya dengan wajah gembira, dia pasti langsung tersenyum, ketika datang dengan air mata, dia juga akan tersenyum tulus menenangkan kita.
Kira-kira itu yang aku rasakan dari para sahabatku, Bocabulary girls ketika mereka membaca ini, mereka pasti akan menangis karena rindu. Hehehe.
Aku orang yang tak suka dengan kesendirian, bahkan tak tahan dengan kesendirian. Ketika tugas kuliah tak ada, baca malas, lalu aku merenung, dan lama-lama teringat kenangan2 indah dulu waktu sma, pertama kalinya aku menemukan sahabatku, merasakan teman yang begitu dalam yang dapat dipercaya. Sahabat membuat aku menjadi orang yang bisa dipercaya, orang yang bisa diandalkan, dan orang yang dibutuhkan, karena kita selalu melakukan semua bersama-sama, tertawa bersama, menangis bersama di kala hujan, duduk di selasar depan kelas yang kosong, hanya kita ber empat yang duduk melingkar, bicara satu –persatu mengungkapkan apa saja dan rasanya tak ada tempat yang paling tepat selain mereka, dimana kita bisa bebas bicara, tenang, dan merasa aman, karena kita akan saling membantu menyelesaikan masalah.
Tempat dimana kita bisa saling membantu, tempat bermimpi bersama, menghayal berandai-andai tak peduli kritik apa pun, menatap keatas bersama, bergandeng tangan saling percaya pejamkan mata dan tersenyum, merasa sangat bahagia sekali.
Sahabat membuat diri kita unik, karena mereka sangat menghargai potensi diri kita, memotivasi kita,
Sahabat sejati bisa menerima kita apa adanya, membagun kita untuk jadi lebih baik, tulus membantu dan sangat mengerti. Ketika kau datang dengan mata berkaca-kaca, sahabat merentangkan tangannya, lalu memeluk dan mengusap punggung, menenangkan kita, membiarkan kita mengangis mencurahkan isi hati kita dengan cara kita sendiri. Ia tak akan memaksa, tak akan menasihati jika kita tak mau dinasihati, ia tak akan menyalahkan.
Ia adalah sahabat sejati yang mau mengerti. Aku ingin berkumpul dengan mereka lagi menginap lagi dirumahku tertawa sampai pagi menikmati pemandangan indah di danau bersama. Ya Tuhan, lindungilah mereka selau, temani mereka melaksanakan kegiatan posotif mereka, berilah kesempatan pada kami untuk sukses bersama. Mereka adalah orang-orang yang berarti dalam perjalanan hidupku, bersama mereka aku merasakan perkembangan diriku.
Bersama mereka aku menghasilkan foto yang paling indah dengan senyum terindah.
23 Agustus 2008
Bunyi mesin boat terdengar kencang, boat mengeluarkan asap bahan bakar, bau! kaget air laut tak lagi biru namun hitam berkilauan karena minyak yang tumpah mengambang di laut serta silau karena pantulan sinar matahari dari botol dan plastic bekas yang bertebaran di laut tepi dermaga. Uh, ingin cepat pergi dari pemandangan ini! Ya, itulah muara angke, teluk Jakarta yang kotor, kasihan ekosistem di bawah sana harus segera minggat sebelum cacat fisik dan mental, berusaha beradaptasi pun enggan.
Boat beranjak pergi menuju pulau pramuka kep.Seribu, berharap bisa merasakan birunya laut dan segarnya udara. Dua jam perjalanan akan terasa menyenangkan karena semakin ke utara semakin jauh dari teluk jakatra, laut semakin biru, udara semakin segar. Bunyi boat yang bising teredam oleh bunyi debur ombak, angin laut bertiup kencang, kapal boat terombang ambing, namun 32 org penumpang (tak termasuk nahkoda n crew) tetap tersenyum dan tertawa, tak ada serangan mabok laut, sungguh sangat ceria, bagaimana tidak? Obatnya adalah foto-foto, menghasilkan best picture untuk jadi primary FS. Ciri khas mahasiswa tapi mereka ini narsis maniak berfoto. Kapan lagi liat laut.
Ditemani 3 partner dari ‘Dolphin Ecotourism’ kami menuju Pulau Pramuka Kep. Seribu, menikmati liburan dalam rangka pembubaran KANOPI 07-08 selama 3 hari 2 malam. Happy Holiday!!
Jam 1.30 siang kami sampai. Pulau pramuka berbentuk lonjong memanjang dari utara ke selatan bentuknya seperti teripang kalau di lihat dari atas. Bagus dan cukup padat penduduk karena ini termasuk pulau utama di Kep.Seribu, air laut jernih, biru transparan sehingga dasar terlihat, banyak terumbu karang dan ikan-ikan kecil, serta bulu babi yang lucu.
Rasa capek hilang, karena kami membayangkan pengalaman berharga yang tak terlupakan di pulau ini. Kami berjalan menuju penginapan vila De Limma. Letaknya di ujung selatan pulau ini sehingga pintu villa langsung menghadap laut, wow welcome to our private beach babe!
Setelah masukkan barang2 ke kamar, makan siang, istirahat sejenak, bersiap jam 3 sore kita Snorkeling dan main Dragon boat!
Dibagi 2 kelompok, kelompok pertama main Dragon Boat dlu, kira2 permainan apa itu? Spt Banana boat kah tp berkepala dragon? Ternyata bukan, ternyata perahu biasa tanpa mesin sehingga kita harus mendayung agar bs jalan, lalu dimana letak dragonnya? Hmm,, dragonnya ada di kepala kita, maksudnya imaginasi! Bayangkan ada siluman naga yang lapar keluar dari liang persembunyian di bawah laut menyembul dengan taring dan kumis yang panjang, runcing pula, mengejar-ngejar perahu ehingga kita termotivasi untuk mendayung dg cepat dan semangat agar tidak dilibas.
Hmmm… atau bisa saja disebut Dragon karena permainan ini dilakukan saat teriknya matahari yang membakar kulit seperti hembusan napas naga. Entahlah, biar gaul kali (lupa nanya guide-nya).
Setelah main dragon boat, let’s go snorkeling! Ini yg ditunggu2. pengalaman pertama memakai fins sepatu katak, dan kacamata+selang untuk nafas. Setelah siap terjunlah ke laut dangkal sekitar p.pramuka. pemandangan terumbu karang bagus, ikan-ikan kecil juga banyak, tanaman laut kecil-kecil bergelambir melambai-lambai bikin geli, anemon-anemon laut menyembul meliuk-liuk mengikuti gerak air, bagus sekali. Namun yang paling menarik perhatianku adalah si gemuk hitam berduri BULU BABI. Nama nya sih lucu dilihat dari jauh bentuknya lucu, tapi lama-lama geli juga dan seram, matanya berupa titik-titik putih ditengah badannya yg serba hitam, ada titik warna pink sepertinya itu mulut, mereka berkelompok, ada yang sendiri sangat protektif terlihat dari duri-duri yang dipamerkan, begitu runcing panjang tegak namun rapuh dan sakit jika tertusuk. Mata-mata putih terus memperhatikan kami yang sedang snorkeling. Aku berenang tak terntu arah menghindari bulu babi, guide menyuruh kami agak ke tengah menjauh daratan agar tak menginjak karang atau bulu babi.
Saat memasukkan kepala ke air melihat bawah laut yang terdengar hening, hanya suara riak air di telinga, hembusan nafas, dan suara hati. Suara teman-teman terdengar sayup, sejujurnya aku agak takut dengan kesunyian, takut merasa sendiri, seperti tak punya teman, takut pikiran kemana-mana.
Tiba tiba, di dasar laut yang dangkal, aku melihat gumpalan-gumpalan hitam, menengok ke kiri juga ada hitam ke kanan hitam, ternyata kumpulan bulu babi yang berkelompok, aku tak punya teman, sepertinya hanya ada aku dan kawanan bulu babi.
Panik! kaca mata selam yang dipakai membuat jarak pandang 3 kali lebih dekat, aku tau para bulu babi itu masih jauh dari kakiku namun kenapa sepertinya ia semakin besar, semaikin mendekat? apa mereka marah? Apa sebabnya? Apa aku tadi menginjak bayi bulu babi? Mereka berenang-renang ke arahku melayang-layang di laut, semakin dekat.. dekat.. hendak menyerang., tanaman laut cuma bergoyang melihat aku terbirit-birit, karang laut membisu aku mempercepat dayungan kaki namun mereka lebih cepat ak lelah berenang, kaki kram. Seekor Bulu babi dewasa melintas tepat di depan kaca mata renangku, kaki-kaki kecilnya hinggap di sisi kiri kacamata renangku, jangan sampai mendekat ke mulutku! Aku pasrah, bulu babi menang, mereka menghadang dari segala arah, menyerang menusuk durinya ke badanku. Tak mungkin melawan, mereka lebih banyak datang dari segala arah, aku tak punya perlindungan, tak pakai penutup kepala, muka, telapak tangan, kaki tak terlindung. Aku hanya pejamkan mata tak terbanyang rasanya jika harus diberi obat paling ampuh jika tertusuk bulu babi, yaitu dikencingi!
Tiba-tiba kepalaku rasanya tertendang, mungkin oleh hentakan raksasa bulu babi yang hendak loncat, sakit membuatku menyembulkan kepala ke permukaan, melepas selang dan menghirup oksigen lewat hidung. Tersengal-sengal, ternyata wajahku tak perih, cuma kepala agak senut karena tendangan mahkluk besar tadi. Ternyata itu fin salah satu teman yang menyepak kepalaku. Aku memeriksa tangan kaki tak ada serpihan duri bulu babi, menelamkan kepala lagi tuk melihat bulu babi, namun mereka tak ada. Kemana perginya para kawanan bulu babi yang marah itu?
Oopss, ternyata hanya imajinasiku saja!norak sih baru pertama kali liat bulu babi nih
Pergi ke tempat wisata sambil belajar menambah pengetahuan, murah meriah, Ragunan Zoo tempatnya. Hanya dengan biaya Rp 4.000/orang kita bisa melihat binatang-binatang jenis mamalia, reptile, aves, amphibi, namun tak ada ikan (menurut penglihatan saya). Hiburan rakyat yang murah meriah dikala libur sekolah, banyak pengunjung yang datang berkeluarga besar, ngajak anak sampai nenek, banyak pabrik yang mengadakan family gathering dengan hiburan panggung dangdut. Suasana ramai hari Senin 18 Agustus 2008 saat libur nasional.
Begitu masuk ke Ragunan Zoo, langsung mencari toilet terdekat, yah seadanya.. harga memang mencerminkan kualitas. Anak-anak ramai terlihat senang karena diceritakan oleh Bapaknya tentang binatang-binatang itu, mereka tak peduli banyak sampah yang berserakan, pedagang-pedagang bertaburan dimana-mana tanpa aturan, pengunjung piknik menggelar tikar senenaknya menduduki rumput sehingga rumput memang tak tumbuh segar disitu. Namun tak semua anak senang, anak yang sudah cukup besar kebingungan mencari dimana ular sanca sawah kemana si umang, karena mereka tidak ditemukan di kandang mereka. Memang ada beberapa kandang yang kosong cuma bertuliskan nama ilmiah binatang tersebut, tak ada penjelasan lebih lanjut mengenai habitat mereka. Jaguar, macan tutul hanya tidur dibalik batu di dalam kandang mereka, sehingga kurang menarik perhatian anak-anak. Tak ada atraksi pemberian makan. Binatang-bingatang tersebut lemas, tak semangat.
Udara di kebun binatang ini tidak begitu fresh karena padat pengunjung, walau pohon-pohon besar rimbun, tapi sejauh mata memandang yang terlihat sesuatu yang berantakan, terlihat bahwa perawatan jarang dilakukan di tempat ini, padahal kebun binatang ini memiliki potensi objek wisata yang baik. Tempatnya strategis, di kota, akses mudah ada transjakarta, koleksi binatang lumayan. Aturan kurang tegas ditegakkan, pengunjung juga bandel tidak membantu merawat kebun binatang tersebut dengan tidak membuang sampah sembarangan, tempat sampah pun jaraknya jauh-jauh, tak efisien.
Informasi tentang binatang sedikit, sehingga anak-anak tak bisa belajar banyak.
Lingkungan mulai terlihat membaik saat menuju pusat primata Schmutzer. Pusat primate milik alm. Mrs. Schmutzer, si penyayang binatang, lebih rapi dan bersih. Biaya masuk Rp 5.000/orang, tak diperkenankan membawa tas, makanan dan minuman, semua harus dititipkan. Para pengunjung diperiksa satu-satu, agar tak membawa “calon sampah” ke dalam arena primata tersebut. Melihat kedalam, banyak gambar-gambar gorilla yang lucu, peringatan dan aturan pada pengunjung disampaikan dengan gambar-gambar lucu yang lucu untuk difoto buat wallpaper. Kemasan yang baik! Ada museum primata yang berisi sejarah evolusi primata. Walau tak begitu banyak isinya namun dikemas dengan baik sehingga menarik perhatian, apalagi ada patung-patung primate yang dicat warna-warni, lucu sekali.
Tempat ini didominasi “aquarium orang utan”, kita bisa melihat orang utan lewat kaca dengan berjalan melintasi terowongan dan koridor-koridor yang didesain seperti gua. Namun koleksi orang utan belum banyak sehingga mereka jarang terlihat. Pusat primate ini berisi dari gorilla hingga si umang yang berisik sekali. Banyak peringatan yang dapat dipelajari anak-anak seperti no illegal logging, stop memburu satwa liar, dsb, semua dikemas dengan sangat menarik.
Jalur masuk ke pusat primate Schmutzer tersebut berasal dari Ragunan zoo. Tempat wisata ini potensial untuk menjadi lebih maju dan lebih professional. Indonesia kaya akan flora dan fauna namun cara mengemas-nya lah yang kurang bagus padahal itu hal yang paling penting untuk menarik perhatian pengunjung domestic maupun luar, sehingga bisa meningkatkan pendapatan daerah juga. Pemeritah setempat harus bisa memanfaatkan potensialitas daerah ini.